Dampak Gerhana Bulan Total untuk Kesehatan
TempatSpa.com Jakarta Gerhana bulan merupakan peristiwa terhalangnya cahaya matahari oleh bumi sehingga tidak sampai ke bulan. Seperti yang telah dijelaskan pada laman resmi BMKG gerhana bulan terjadi karena posisi Matahari-Bumi-Bulan sejajar.
Hal tersebut membuat Bulan masuk ke umbra Bumi. Akibatnya pada saat puncak gerhana terjadi, Bulan akan terlihat berwarna merah atau dikenal dengan blood moon.
Meski aman dilihat dengan mata telanjang, namun masih ada yang khawatir dampak gerhana bulan total bagi kesehatan tubuh. Berikut TempatSpa rangkumkan dari berbagai sumber asumsi yang sering kali dilontarkan terkait gerhana bulan.
Bahaya gerhana bulan untuk mata
Banyak pendapat yang menyatakan untuk tidak melihat gerhana bulan dengan mata telanjang. Namun sains tidak mendukung teori ini, pasalnya bulan tidak memancarkan cahaya kuat selama gerhana berlangsung sehingga aman untuk melihatnya tanpa bantuan alat.
Selain itu gerhana bulan hanya terjadi ketika bulan purnama. Artinya gerhana bulan total terjadi pada malam hari.
Bahaya untuk ibu hamil
Asumsi berikutnya mengenai gerhana bulan adalah tidak baik untuk ibu hamil. Hal ini disebabkan oleh radiasi yang dihasilkan selama gerhana bulan berlangsung. Namun pada kenyataannya, gerhana bulan aman disaksikan oleh ibu hamil.
Ada sebuah kepercayaan bahwa gerhana menjadi simbol kesuburan wanita. Dan kepercayaan kuno bahkan menunjukkan bahwa gerhana bulan dapat menjadi waktu ideal untuk mengandung anak.
Dan perlu digaris bawahi bahwa tidak ada ilmu pengetahuan yang menyebutkan jika melahirkan ketika gerhana bulan mengakibatkan kecacatan pada anak.
Gerhana bulan mempengaruhi kulit
Ada beberapa anggapan jika gerhana bulan berdampak pada kulit. Pada kitab suci India kuno, saat gerhana terjadi kapha dosha dimana tubuh manusia mengalami ketidakseimbangan. Dosha ini mengontrol pertumbuhan otot, fungsi kekebalan dan stabilitas. karenanya, gerhana bulan dapat meningkatkan risiko penyakit kulit dan penyakit lainnya.
Mempengaruhi waktu tidur
Tubuh manusia umumnya mengikuti ritme musiman, bulan dan sirkadian. Meskipun ritme musiman dan sirkadian telah dijelaskan dengan cukup baik, sedikit yang diketahui tentang efek siklus bulan pada perilaku dan fisiologi manusia.
Sebuah penelitian yang diterbitkan PubMed, gerhana bulan dapat mempengaruhi kualitas tidur manusia. Waktu tidur dapat berkurang dan ditemukan tidur nyenyak berkurang 30% bahkan waktu tidur berkurang 5 menit selama bulan purnama berlangsung.